DESTAR DEPATI AMIR



DESTAR DEPATI AMIR

Gambar  
Sketsa Keluarga Bahrain (Pengikut Bahrain atau Cing, Depati Bahrain, Depati Amir) 
Sumber: https://tirto.id/pahlawan-nasional-2018-depati-amir-penentang-tambang-asingc9R9 
(Diakses pada 1/12/2021)


I. PENDAHULUAN

Sejak Depati Amir ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional dari Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, pada hari Kamis tanggal 6 November 2018 melalui Kepres Nomor 123 Tahun 2018, semangat mengangkat salah satu ciri khas berbusana beliau, salah satunya ialah Tutup Kepala yang dikenakan beliau dalam sketsa gambar/lukisan Keluarga Bahrein, yang beredar luas dimasyarakat Bangka dan Belitung, selain unik, diyakini mengandung makna filosofis yang luar biasa berhubungan dengan semangat juangnya dalam melawan kolonial Belanda. 


DESTAR adalah Seni Mengikat kain untuk penutup kepala, dalam bahasa Melayu berarti setangan kepala, atau tengkolok (tekulok). Disebut Seni Mengikat kain untuk penutup kepala karena kain disusun atau dilipat dan diikat dengan bermacam-macam bentuk untuk dipakai pada kepala.


ADA bermacam-macam jenis destar, seperti destar beranting-anting, destar berapi-api yang biasanya digunakan oleh para penari dan pemusik Melayu, kemudian ada destar bertatah, yaitu destar yang disematkan dengan beberapa perhiasan untuk keindahan, selanjutnya ada destar hitam berkotak, yaitu destar yang digunakan oleh penghulu atau penggawe adat, ada lagi destar pelangi yaitu destar yang beraneka warna. Penamaan destar tergantung pada bentuk susunan lipatan dan ikatannya.


Dari uraian diatas, kemudian baik Pemerintah Kota Pangkalpinang, Budayawan dan para Pengkriya bersepakat, bahwa Seni Mengikat kain untuk penutup kepala seperti yang dikenakan di kepala Keluarga Pahlawan Nasional dari Pulau Bangka tersebut diberi nama DESTAR DEPATI AMIR. Dan penamaan penutup kepala ini sudah merebak sampai ke Kabupaten lainnya yang ada di Pulau Bangka. sumber : Datuk Cik Radendo Ratna Purnamasari atau BTS/BTD (Pengkriya Kota Pangkalpinang)




 II. NILAI-NILAI YANG TERKANDUNG DALAM DESTAR


1. NILAI BUDAYA DAN SOSIAL


Jika merunut nilai budaya dan sosial Masyarakat kebanyakan di pulau Bangka terutama yang laki-laki, biasanya menggunakan sungkok atau kupiah dari anyaman serat batang Resam yang disebut sungkok Resam serta menggunakan destar atau setangan kepala sebagai penutup kepala dalam aktifitas kesehariannya, sedangkan perempuan Bangka, dalam aktifitas keseharian, umumnya menggunakan penutup kepala yang disebut tekulok atau kulok. Destar atau setangan kepala dibuat dari kain kasar hitam pemberian sultan Kesultanan Palembang Darussalam.

Kain kasar warna hitam dan selembar cukin diberikan sultan kepada pribumi Bangka yang sudah menikah sebagai imbalan karena telah membayar pajak Timah Tiban seberat 50 kati kepada sultan setiap tahun sebagai tanda raja.

Dalam Pasal Empat hukum adat Sindang Mardika yang berlaku di pulau Bangka diatur ketentuan tentang pajak Timah Tiban: “Tiap-tiap orang Bangka yang telah kawin atau yang telah punya mantu, wajib mengeluarkan sepotong Timah Tiban. Tetapi kalau sudah bercerai, Ia bebas pula dan yang perempuan tidak boleh keluar dari tempatnya atau negerinya”.Kewajiban membayar pajak tidak ditujukan kepada pribumi Bangka yang belum menikah atau yang sudah bercerai.


Bagi perempuan pribumi Bangka yang sudah bercerai tidak boleh keluar dari kampung atau batin tempat tinggalnya. Hal ini dilakukan untuk menjaga kehormatannya dan fitnah yang timbul dan dapat menyebabkan kecideraan bagi dirinya, bagi kampung atau bagi batinnya.Bagi laki-laki yang sudah bercerai tidak dikenakan pajak Timah Tiban karena tidak memiliki lagi tanggungan istri dalam kehidupannya.Tiban adalah sejenis pajak sebagai tanda raja dalam bentuk barang sedangkan tanda raja dalam bentuk uang disebut dengan Tukon. Pembayaran pajak Timah Tiban awalnya dilakukan pada Tahun 1709 Masehi, masa Sultan Muhammad Mansyur Jayo Ing Lago.Sultan pada masa itu telah memerintahkan orang-orang Melayu dan Cina untuk membayar upeti dalam bentuk Timah (Encyclopedia van Nederlandsch-Indie, Vol. I, The Hague: Martinus Nijhoff, 1917, hlm. 35). sumber : Dato' Akhmad Elvian DPMP (Sejarawan dan Budayawan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung)


Beda halnya di Pulau Belitung, nilai budaya dan sosial, dapat kita uraikan dari Tekulok, tekulok merupakan sebutan umum untuk penutup kepala dari kain, kainnya bisa dari stagen, selendang, kain panjang lepas (tak dijahit). Berdasarkan jenisnya tekulok ada dua. Tekulok  sebagai penutup kepala merupakan, 1. Alat bantu dan 2, Penutup kepala sebagai DESTAR.              


Sebagai alat bantu, misalnya untuk mengangkat beban di atas kepala misalnya membawa  keranjang beban, umumnya dalam kegiatan tradisional perempuan melayu ketika mencuci pakaian di sungai, beban cucian basah menjadi berat maka dibuatlah tekulok dari kain yang bentuknya sederhana berupa lintiran kain yang dililit menjadi lingkaran seukuran kepala supaya beban tak menyakiti kepala. Sebagai alat bantu tekulok juga digunakan untuk bermacan kepentingan misalnya menjunjung kayu bakar, kayu pagar, dan serta beban lainnya berupa pahar (dulang berkaki), dan lainnya.  Sumber : Ian Sancin (Budayawan Belitung dan Sastrawan Provinsi Bangka Belitung)                        

Ini bermacam tutup kepala  (tekulok) yg fungsinya menjadi destar, 
dipakai para tokoh tokoh Belitong masa lampau. (sumber : Husnial HA)

Sebagai destar, tekulok berfungsi sebagai asesoris berpakaian, misalnya sorban, dll. Tekulok atau penutup kepala destar menjadi fungsi buat menandai derajat pemakainya, itu bisa dilihat dari bentuk rupa destarnya atau jenis kainnya. Bentuk dan jenis destar yang dipakai kalangan bangsawan akan berbeda dengan penduduk awam. Sumber : Ian Sancin (Budayawan Belitung dan Sastrawan Provinsi Bangka Belitung) 



2. NILAI EKONOMIS


Dalam ilmu Ekonomi, yang dimaksud dengan barang bernilai ekonomis adalah barang pemuas atau pemenuh kebutuhan manusia yang jumlahnya terbatas. Terbatas disini maksudnya adalah jumlah ketersediaan Destar yang lebih sedikit dari kebutuhan masyarakat. Karena jumlahnya yang terbatas, maka manusia perlu melakukan suatu pengorbanan dalam mendapatkan barang tersebut.

Salah satu bentuk pengorbanan yang dilakukan untuk mendapatkan barang ini adalah kewajiban untuk mengeluarkan uang. Bentuk pengorbanan lainnya bisa berupa tenaga, waktu, pikiran, dan sebagainya. Sementara perihal penyediaan barangnya bisa berupa barang yang diproduksi sendiri atau barang yang dibeli untuk dijual kembali. 

III. JENIS IKATAN DESTAR

Kali ini kita akan paparkan informasi tentang Janis Ikatan Destar dari salah satu Pengkriya Destar, yaitu Datuk Cik Radendo Ratna Purnamasari atau BTS/BTD (Pengkriya Kota Pangkalpinang) menurut pemahaman secara teorotis dan praktik bahwa berdasarkan bentuk lipatan dan ikatannya muncullah nama-nama destar seperti, destar Ayem Patah Kepak, Elang Nerucop Angen, Bulu Ayem, Sareung Kerengge, Rebong, Tebu Sepuntong, dan Elang Berkelai (Elang berkelahi).

1. DESTAR ELANG BEKELAI

Foto : Kepala Kejaksaan Tinggi Provinsi Babel 
mengenakan Destar Depati Amir jenis ikat Elang Bekelai
Produksi UMAH KRIYA BTD PEDAPURAN


DESTAR dengan bentuk ELANG BEKELAI sebagai penutup kepala orang Bangka dalam sejarah dapat dilihat dari gambar lukisan “Bahrin dan Pengikutnya/Keluarganya”, dari buku Schiderungen Aus Ostindiens Archipel, yang ditulis oleh Franz Epp dan diterbitkan Tahun 1841. Pada Tahun 1836, Franz Epp, seorang Jerman ahli pengobatan, diberikan kesempatan oleh Depati Bahrin berkunjung ke rumahnya dan diberikan waktu untuk melukis Depati Bahrin dan keluarganya di village of Depatti Bahrin yaitu di kampung Mendara. Depati Bahrin pada saat dilukis berusia sekitar 61 Tahun (Bahrin, lahir sekitar Tahun 1775 dan wafat Tahun 1848), sedangkan Amir pada waktu itu sebagai putera Sulung Bahrin masih berusia muda sekitar 38 Tahun (Amir, lahir Tahun 1798 dan wafat Tahun 1869), sedangkan Hamzah atau Depati Tjing pada saat itu masih kecil berusia sekitar 3-4 Tahun sehingga tidak dilukis secara bersamaan (Tjing, lahir Tahun 1832 dan wafat Tahun 1903). sumber : Dato' Akhmad Elvian DPMP (Sejarawan dan Budayawan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung)
TATA CARA MEMBENTUK ATAU MEMBUAT DESTAR ELANG BEKELAI yang dikenakan dengan cara melipat dan mengikat selembar kain SEGI EMPAT SAMA SISI,  atau berbentuk Bujur Sangkar yang kemudian dilipat menjadi Dua berbentuk Segi Tiga. Pada sisi yang panjang, kemudian dilipat sebanyak TIGA KALI selebar sekitar TIGA JARI orang dewasa. Setelah itu bagian ujung Segi Tiga kain ditarik kedepan hingga ke bagian dahi kepala, sisi kain yang panjang, yang telah dilipat sebanyak TIGA KALI selebar TIGA JARI orang dewasa td disimpul atau diikat membentuk posisi seperti Elang Bekelai. Bentuk awal ikatan Destar Elang bekelai awalnya sama seperti mengikat Stanjak, akan tetapi perbedaannya posisi simpul atau ikatan diputar dan diletakkan di tengah dahi serta bagian kain yang menanjak di belakang ditekukkan ke depan dengan ujungnya diselipkan pada bagian antara dahi dan simpul atau ikatan untuk mengencangkan lipatan. sumber : Datuk Cik Radendo Ratna Purnamasari atau BTS/BTD (Pengkriya Kota Pangkalpinang)
Destar Elang Bekelai memiliki makna filosofis, bahwa orang yang mengenakannya selalu berada dalam posisi siaga untuk berjuang dalam simpul yang teguh dan kokoh. Bagian kain yang menanjak lalu ditekuk menunjukkan, bahwa kekuasaan dan jabatan depati yang diberikan Belanda, ditekukkan atau dikembalikan kepada Belanda karena lebih mementingkan rakyat dan diputar balikkan menjadi simbol perlawanan sebagai bentuk penentangan kepada penjajah. sumber : Dato' Akhmad Elvian DPMP (Sejarawan dan Budayawan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung)

2. DESTAR ELANG NERUCOP ANGEN

Foto : Walikota dan Ketua DPRD Kota Pangkalpinang dan DPD-RI Dapil Provinsi Babel 
mengenakan Destar Depati Amir jenis ikat Elang Nerucop Angen
Produksi UMAH KRIYA BTD PEDAPURAN


TATA CARA MEMBENTUK ATAU MEMBUAT DESTAR ELANG NERUCOP ANGEN hampir sama dengan Elang Bekelai yaitu dengan cara melipat dan mengikat selembar kain SEGI EMPAT SAMA SISI,  atau berbentuk Bujur Sangkar yang kemudian dilipat menjadi Dua berbentuk Segi Tiga. Pada sisi yang panjang, kemudian dilipat sebanyak TIGA KALI selebar sekitar TIGA JARI orang dewasa. Setelah itu bagian ujung Segi Tiga kain ditarik kedepan hingga ke bagian dahi kepala, sisi kain yang panjang, yang telah dilipat sebanyak TIGA KALI selebar TIGA JARI orang dewasa td disimpul atau diikat membentuk posisi seperti Burung sedang menghalau atau melawan arah angin yang kencang. sumber : Datuk Cik Radendo Ratna Purnamasari atau BTS/BTD (Pengkriya Kota Pangkalpinang) 

Filosofis Destar Elang Nerucop Angen, adalah simbol ikatan menunjukan bahwa orang yang mengenakannya sedang berada dalam posisi siap menyerang dalam kekuatan penuh (Pejuang Tangguh). Bagian kain yang menanjak lalu ditekuk dengan ujungnya diselipkan pada bagian antara dahi dan simpul atau ikatan menunjukkan, bahwa kekuasaan dan jabatan yang dimiliki hanyalah titipan dari Yang Maha Kuasa, kendatipun tidak nampak, tapi rahmat-Nya terasa nyata, oleh sebab itu dalam melakukan segala upaya, kita wajib selalu meminta pertolongan pada Tuhan Yang Maha Esa, karena apapun yang kita dapatkan akan kembali kepada Pemilik-Nya. sumber : Datuk Cik Radendo Ratna Purnamasari atau BTS/BTD (Pengkriya Kota Pangkalpinang)

3. DESTAR KOMBINASI TEBU SEPUNTONG


Foto : Bupati Bangka Barat 
mengenakan Destar Depati Amir jenis ikat Kombinasi Tebu Sepuntong
Produksi UMAH KRIYA BTD PEDAPURAN

Foto : Owner UMAH KRIYA BTD PEDAPURAN
mengenakan Destar Depati Amir jenis ikat Kombinasi Tebu Sepuntong
Produksi UMAH KRIYA BTD PEDAPURAN

TATA CARA MEMBENTUK ATAU MEMBUAT DESTAR KOMBINASI TEBU SEPUNTONG hampir sama dengan Elang Bekelai yaitu dengan cara melipat dan mengikat selembar kain SEGI EMPAT SAMA SISI,  atau berbentuk Bujur Sangkar yang kemudian dilipat menjadi Dua berbentuk Segi Tiga. Pada sisi yang panjang, kemudian dilipat sebanyak TIGA KALI selebar sekitar TIGA JARI orang dewasa. Setelah itu bagian ujung Segi Tiga kain ditarik kedepan hingga ke bagian dahi kepala, sisi kain yang panjang, yang telah dilipat sebanyak TIGA KALI selebar TIGA JARI orang dewasa td disimpul atau diikat membentuk posisi seperti tebu seruas yang dibawa terbang dalam cengkraman burung. sumber : Datuk Cik Radendo Ratna Purnamasari atau BTS/BTD (Pengkriya Kota Pangkalpinang) 

Sketsa Depati Amir. Foto: dok. humas.babelprov.go.id
(Diakses pada 1/12/2021)


Filosofis Destar Kombinasi Tebu Sepuntong, adalah simbol ikatan menunjukan bahwa orang yang mengenakannya adalah tipe seorang yang berjuang bersama-sama dengan cara berkolaborasi. Bagian kain yang menanjak lalu ditekuk dengan ujungnya diselipkan pada bagian antara dahi dan simpul atau ikatan menunjukkan, bahwa upaya pemimpin itu tidak harus selalu terlihat menonjol namun membaur mampu terbang tinggi (sukses) bersama rakyatnya. sumber : Datuk Cik Radendo Ratna Purnamasari atau BTS/BTD (Pengkriya Kota Pangkalpinang)


4. DESTAR SAREUNG KERENGGE




Foto : BA UMAH KRIYA BTD PEDAPURAN
mengenakan Destar Depati Amir jenis ikat Sareung Kerengge
Produksi UMAH KRIYA BTD PEDAPURAN


TATA CARA MEMBENTUK ATAU MEMBUAT DESTAR SAREUNG KERENGGE hampir sama dengan Elang Bekelai yaitu dengan cara melipat dan mengikat selembar kain SEGI EMPAT SAMA SISI,  atau berbentuk Bujur Sangkar yang kemudian dilipat menjadi Dua berbentuk Segi Tiga. Pada sisi yang panjang, kemudian dilipat sebanyak TIGA KALI selebar sekitar TIGA JARI orang dewasa. Setelah itu bagian ujung Segi Tiga kain ditarik kedepan hingga ke bagian dahi kepala membentuk posisi seperti sarang semut rangrangsisi kain yang panjang, yang telah dilipat sebanyak TIGA KALI selebar TIGA JARI orang dewasa td disimpul atau diikat boleh diposisi luar ataupun bagian dalam sumber : Datuk Cik Radendo Ratna Purnamasari atau BTS/BTD (Pengkriya Kota Pangkalpinang).

Filosofis Destar Sareung Kerengge, adalah simbol ikatan menunjukan bahwa orang yang mengenakannya adalah tipe seorang yang tidak pernah memperlihatkan pengorbanannya tapi Hasilnya luar biasa dan diakuinya sebagai upaya bersama," seperti halnya semut yang tidak terlihat keberadaanya tapi berhasil membuat bangunan besar bak arsitektur. Meski terlihat hanya sekedar gundukan tanah,  sarang semut tidak mudah roboh, kokoh tidak mudah dihancurkan baik oleh binatang maupun manusia sekalipun. Hal ini terlihat pada bagian kain yang menanjak lalu ditekuk dengan ujungnya diselipkan pada bagian antara dahi dan simpul atau ikatan membentuk seperti sarang semut rangrang. sumber : Datuk Cik Radendo Ratna Purnamasari atau BTS/BTD (Pengkriya Kota Pangkalpinang)


5. DESTAR AYEM PATAH KEPAK

Foto : BA UMAH KRIYA BTD PEDAPURAN
mengenakan Destar Depati Amir jenis ikat Sareung Kerengge
Produksi UMAH KRIYA BTD PEDAPURAN

TATA CARA MEMBENTUK ATAU MEMBUAT DESTAR AYEM PATAH KEPAK hampir sama dengan Elang Bekelai yaitu dengan cara melipat dan mengikat selembar kain SEGI EMPAT SAMA SISI,  atau berbentuk Bujur Sangkar yang kemudian dilipat menjadi Dua berbentuk Segi Tiga. Pada sisi yang panjang, kemudian dilipat sebanyak TIGA KALI selebar sekitar TIGA JARI orang dewasa. Setelah itu bagian ujung Segi Tiga kain ditarik kedepan hingga ke bagian dahi kepala, sisi kain yang panjang, yang telah dilipat sebanyak TIGA KALI selebar TIGA JARI orang dewasa td disimpul atau diikat membentuk posisi seperti Ayam Patah Sayapnya. sumber : Datuk Cik Radendo Ratna Purnamasari atau BTS/BTD (Pengkriya Kota Pangkalpinang) 


Filosofis Destar Ayem Patah Kepak, adalah simbol ikatan ini menunjukan bahwa orang yang mengenakannya adalah tipe Orang Senasib sepenanggungan atau suka duka ditanggung bersama dangigih atau tidak putus asa dalam berusaha. Hal ini disimbolkan pada bagian kain yang menanjak lalu ditekuk dengan ujungnya diselipkan pada bagian antara dahi dan simpul atau ikatan membentuk dua bagian yang berbeda, satu bagian berdiri tegak dan yang satu lagi terlipat seperti patah. sumber : Datuk Cik Radendo Ratna Purnamasari atau BTS/BTD (Pengkriya Kota Pangkalpinang)


5. DESTAR REBONG



Foto : WALIKOTA PANGKALPINANG BAPAK mAULAN aKLIL
mengenakan Destar Depati Amir jenis ikat Rebung
Produksi UMAH KRIYA BTD PEDAPURAN


TATA CARA MEMBENTUK ATAU MEMBUAT DESTAR REBONG hampir sama dengan Elang Bekelai yaitu dengan cara melipat dan mengikat selembar kain SEGI EMPAT SAMA SISI,  atau berbentuk Bujur Sangkar yang kemudian dilipat menjadi Dua berbentuk Segi Tiga. Pada sisi yang panjang, kemudian dilipat sebanyak TIGA KALI selebar sekitar TIGA JARI orang dewasa. Setelah itu bagian ujung Segi Tiga kain ditarik kedepan hingga ke bagian dahi kepala, sisi kain yang panjang, yang telah dilipat sebanyak TIGA KALI selebar TIGA JARI orang dewasa td disimpul atau diikat membentuk posisi seperti Rebung yang baru keluar dari dalam tanah. sumber : Datuk Cik Radendo Ratna Purnamasari atau BTS/BTD (Pengkriya Kota Pangkalpinang) 

Filosofis Destar Rebong, adalah simbol ikatan ini menunjukan bahwa orang yang mengenakannya adalah tipe orang yang mau berproses hal ini disimbolkan pada bagian kain yang menanjak lalu ditekuk dengan ujungnya diselipkan pada bagian antara dahi dan simpul atau ikatan membentuk seperti tunas bambu/ rebung bermakna anak atau cikal bakal, dimana rebung ini terbungkus dengan kelopak yang berbulu halus. Bila ditarik pada garis kehidupan manusia, rebung disejajarkan dengan balita yang harus dirawat dengan baik. sumber : Datuk Cik Radendo Ratna Purnamasari atau BTS/BTD (Pengkriya Kota Pangkalpinang)

Secara luas Filosofis Destar Rebong, dapat dijabarkan sebagai berikut, Rebong adalah anak atau bambu muda yang biasa dijadikan bahan sayuran atau gulai, rebung sendiri perwujudannya yang terbungkus dengan kelopak yang berbulu halus, bila ditarik pada garis kehidupan manusia, rebung disejajarkan dengan balita yang harus dirawat dengan baik. Selanjutnya dari rebung lalu menjadi bambu besar dan berbatang lurus yang disebut betong, sifatnya yang lentur membuat bambu jenis ini mudah dibentuk. Evolusi bambu, dari muda hingga tua, mencerminkan proses kehidupan manusia dari bukan siapa-siapa menuju pribadi yang bermanfaat. sumber : Datuk Cik Radendo Ratna Purnamasari atau BTS/BTD (Pengkriya Kota Pangkalpinang)


IV. KONDISI EXITING

Destar sendiri keberadaannya sudah sangat diakui dan mendapat tempat yang luar biasa, namun kurang diminati pengrajin atau pengkriya, padahal Destar ini prospeknya cukup menjanjikan, terlebih mendapat dukungan langsung dari Kepala Daerah, akan tetapi dikarenakan belum banyak orang yang mau menjadi pengkriya, keberadaan Destar masih sulit didapati, sementara permintaan dan kebutuhan semakin meningkat, maka dipandang perlu untuk melakukan pewarisan cipta karya Destar ini pada generasi muda.

Karena Usaha pembuatan dan penjualan Destar sangat potensial untuk dikembangkan, hal ini seiring upaya Pemerintah Kota Pangkalpinang dalam pelestarian Warisan Budaya Tak Benda Seni mengikat tutup kepala depati amir, atau yang populer disebut Destar Depati Amir ini, sangat gencar.


Untuk Sementara, penulis baru bisa membagikan serba-serbi informasi tentang Destar Depati Amir sampai disini dulu, kedepan akan selalu diperbaharui sesuai data baru yang harus dipublikasikan


Komentar

  1. Sukses slalu BTS dengan destar nya, semoga bisa go internasional πŸ‘πŸ‘

    BalasHapus
  2. Karya yang Luar Biasa....kreatifitas tanpa batas....Sukses BTS...semoga DESTAR berkembang... bisa dikenal dan dipakai tidak hanya di daerah...tapi Go Internasional.....πŸ™πŸ™πŸ™‹πŸ™‹❤❤

    BalasHapus
  3. Sbnrnya g terlalu ngerti tp aku suka banget yg berbau traditional.luar biasa karyanya sukses terus BTSπŸ‘.moga karya2nya bs go internasional.

    BalasHapus
  4. Mantap BTS ide dan gagasannya cemerlang dalam mempromosikan Budaya Lokal.Semoga Budaya Bangka terkenal sampai mancanegra.😍

    BalasHapus
  5. Sukses terus BTS,, melestarikan budaya Bangka, semoga semakin banyak masyarakat yang bangga menggunakan DESTAR, tetap semangat πŸ’ͺπŸ’ͺ

    BalasHapus
  6. Tetap memajukan seni di Babel, sukses slalu dlm berkreasi

    BalasHapus
  7. Tulisan sudah bagus lebih bagus dan buat orang percaya kalau ada lukisan atau gambar tokoh pejuang bangka yg menggunakan destar2 tersebut jiga di tampilkan sehingga org bener2 yakin kalau destar iniemang pernah ada pada zaman dahulunya dan memang cirihas penutup kepala raja2 bangka

    BalasHapus
    Balasan
    1. Siyaaaap.....nanti km lengkapiπŸ™πŸ™πŸ™....terima kasih masukannya

      Hapus
  8. Terimakasih informasinya bun πŸ™

    BalasHapus
  9. Lestarikan Budaya Indonesia khusus nya Bangka Belitung.. Budaya Indonesia dan Bunda Tudung Saji bisa Go Internasional

    BalasHapus
  10. Subhanallah
    Sukses selalu BTS/BTD
    Teruslah berkarya hingga akhir hayat, Tetap Semangat dan Istiqomah
    InsyaAllah mendunia
    Semoga dimudahkan dan dilancarkan oleh Allah SWT
    Barokallah πŸ™πŸ™

    BalasHapus
  11. Sukses selalu bunda selalu inovatif memberikan yg terbaik utk kemajuan seni dan budaya Bangka Belitung,

    BalasHapus
  12. Berkembanglah tradisi daerah,majulah kebudayaan Nasional, keberagaman untuk persatuan. Terima kasih telah mencerahkan pengetahuan dan wawasan Kami...barokallaahu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin aamiin aamiin YRA, sama2 πŸ™πŸ™πŸ™

      Hapus
    2. Sama2..... Aamiin aamiin aamiin YRA

      Hapus
  13. Teruslah Cipta Karya (Cikar)...
    Sukses & Berkah Selalu Umah BTD Perdapuran

    BalasHapus
    Balasan
    1. Siyaaaap Abang, ..... Aamiin aamiin aamiin YRA πŸ™πŸ™πŸ™

      Hapus
  14. Lestarikan Budaya Indonesia khusus nya Bangka Belitung.. Budaya Indonesia dan Bunda Tudung Saji bisa Go Internasional πŸ™πŸ™
    Sukses terus BTS 🀩

    BalasHapus
  15. Tari berputar di rumah megah...
    Anak muda memegang kayu...
    Destar di pakai bertambah gagah...
    Bagian tanda budaya Melayu...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Cakeeppp......
      Mantap pantunnyaπŸ™πŸ™πŸ™

      Hapus
  16. Banyak sekali kearifan lokal yang berasal dari Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang belum diketahui oleh masyarakat baik dari dalam maupun luar Bangka Belitung. Destar sebagai salah satu hasil dari kearifan lokal tersebut perlu diapresiasikan secara umum maupun khusus sebagai salah satu ciri khas untuk diketahui bagi maayarakat luas. Destar dipakai oleh berbagai kalangan baik itu pejabat, petinggi bahkan masyarakat sebagai perwujudan sebuah esensi penerapan nilai-nilai kedaerahan menuju nasional dan internasional. Semoga Destar menjadi trend untuk kemajuan Bangka Belitung

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin aamiin aamiin YRA......terima kasih do'a dan dukungannyaπŸ™πŸ™πŸ™

      Hapus
  17. Kereen Bangka Belitung dengan kearifan lokalnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillaah.....harus kita jaga kelestariannya

      Hapus
  18. Mngkin raga tlah mati
    Nmun smngatmu tk kn prnah padam wahai pahlawan

    BalasHapus
  19. sangat bermanfaat dan bagus dengan kearifan lokalnya

    BalasHapus
  20. Mantapp, terus lestarikan kearifan lokal bangka belitung

    BalasHapus
    Balasan
    1. Siyaaaap..... Inshaa Allah, selagi diberik kesempatan

      Hapus
  21. Jadi makin bangga menjadi salah satu masyarakat bangka belitung

    BalasHapus
  22. Semoga kearifan lokal Bangka Belitung dikenal Go internasional

    BalasHapus
  23. Terus maju dan berkembang tradisi dan kebudayaan serta kearifan lokal bangka belitung. Terimakasih telah membagikan ilmu pengetahuan yang bermafaat bagi kami πŸ˜ƒ

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin aamiin aamiin YRA...... terima kasih kembaliπŸ™πŸ™πŸ™

      Hapus
  24. Mantap bik BTS, kami memberikan apresiasi atas upaya pelestarian budaya Bangka. Sungguh lh enak si buah keranji, sebagai cemilan di sore hari. Teruslh berkarya Bik Tudung Saji, sebagai upaya lestarikan budaya negeri...."Saye yg di Mentok pengen juga jadi model"

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih banyak Bang, siyaaaap.....kelak kite pemotretan ne km yg ke Muntok....πŸ™πŸ‘πŸ»πŸ‘ŒπŸ»πŸ‘πŸ‘πŸ‘

      Hapus
  25. Keren banget bangka belitunh dengan kearifan lokalnyaπŸ”₯πŸ‘

    BalasHapus
  26. Bangga menjadi masyarakat Bangka Belitung.
    Terimakasih BTS,yg mempopulerkan kembali DESTAR DEPATI AMIR.
    Terus berkarya,semoga budaya Bangka Belitung terus lestari...

    BalasHapus
  27. Keren. Semangat terus buat BTS.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

SENI RUPA KRIYA BTS/BTD